Lampung Pesisir Waylima Pardasuka

MUDIK

"Mudik" atau pulang kampung sudah menjadi tradisi untuk masyarakat muslim khususnya di Indonesia. Hal itu biasanya terjadi setiap tahun pada akhir Ramadhan menjelang Hari raya Idulfiri yang tradisi mudik itu bertujuan untuk merayakan Idulfitri bersama orang tua dan keluarga yang tinggal di kampung halaman. Disamping itu mudik juga berkaitan erat dengan menyambung tali Silaturrahim dan ukhuwah Islamiah dengan orang tua dan sanak kerabat, handai taulan yang ada di kampung halamannya.


Gunung Pesawaran tampak dari Desa Kerbang Pardasuka
Penulis bernama Agussani adalah putra kelahiran Pardasuka Kab. Pringsewu anak dari pasangan Abdul Gani Yusuf dan Suhairiyah yang keduanya berasal dari Pardasuka yang menempuh pendidikan hingga Sekolah Menengah Atas di Pardasuka dan melanjutkan pendidikan ke sebuah Perguruan Tinggi Negeri di Jakarta.
Pematang Salak Pardasuka

Dalam kesempatan ini penulis akan memberikan sedikit gambaran tentang Pardasuka yang merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Pringsewu baik dari segi etnis, tradisi, budaya dan akses transportasi menuju Pardasuka.


PARDASUKA

Secara  teritorial Pardasuka diapit oleh beberapa kecamatan diantaranya sebelah timur Kecamatan Kedondong Kab. Pesawaran, barat berdampingan dengan Kecamatan Bulok Kabupaten Tenggamus, sebelah utara kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu. Dari geografisnya Pardasuka adalah sebuah Kecamatan yang dikelilingi oleh Pegunungan (bukit) hijau yang indah menawan dan hamparan sawah penduduk yang luas dan menyejukkan hati bila kita memandangnya.





Mandi di Way Kedaung Pardasuka
Pardasuka dihuni oleh mayoritas etnis Lampung Pesisir (Lampung Saibatin) yang harmonis berdampingan dengan masyarakat etnis Sunda, Jawa, Serang, Semendo, Padang dan Tionghoa. Kata Pardasuka sendiri berasal dari bahasa Lampung "Pakhda Suka" yang berarti saling suka. Masyarakat etnis Lampung Pardasuka memiliki sifat terbuka dan Wellcome terhadap etnis lain baik dalam hal bahasa tradisi ataupun budaya. Hal tersebut terbukti dari banyaknya warga etnis Lampung yang mampu berbahasa Sunda, Jawa, Serang hingga bahasa Semendo disamping Bahasa Lampung intu sendiri.

Pemandangan mempesona Desa Kerbang Pardasuka




Lampung Pardasuka adalah bagian dari Marga Seputih Waylima yang tersebar di beberapa kecamatan diwilayah Kabupaten Pringsewu, Tenggamus dan Pesawaran. Marga Waylima berasal dari anak keturunan Seputih, Sebadak, Selimau, ataupun Sekelumbayan yang hingga saat ini tetap setia memegang teguh adat budaya Lampung pesisir (Saibatin) yang memiliki Junjungan (Pengayom adat) hingga tingkat Pangeran (Pengikhan). Dalam kondisi dan acara tertentu akan nampak betapa kaya dan tingginya adat budaya Lampung Pesisir Waylima yang selama ini agak terabaikan dan kurangnya minat dan perhatian dari generasi penerusnya.
Pasar Pardasuka dihuni berbagai macam suku
Harapan penulis umumnya kepada masyarakat Lampung Pardasuka, khususnya anak-anak penulis sendiri yang mudik lebaran kali ini dapat menambah kecintaan terhadap tanah kelahiran ayahnya yaitu Pardasuka yang tak dapat dipisahkan dari adat, tradisi, budaya dan wisata Lampung yang pada suatu saat nanti menjadi kebanggan bagi Bangsa Indonesia.

Salam sejahtera,

Penulis



Lagu Lampung di Khantau Karya Said Hasimura, vokal Ratna Gani
Keluarga Penulis


Agussani Al Gani


Komentar

  1. usung ne kik iya haga cawa ko gaoh mak di keni kena? Artinya apa ya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SIGER LAMPUNG PESISIR

GAMBUS LUNIK

Manuskrip Kitab 'Kuntara Raja Niti', Khazanah yang Hampir Punah